
Kebutuhan petani akan pupuk tak bisa ditunda-tunda. Pemberian pupuk yang cukup, baik kuantitas maupun kualitas, membuat tanaman tumbuh subur dan memberikan hasil maksimal. Kendatipun terkadang pupuk langka, tetap harus ada upaya mengatasinya. Dan, Pupuk Organik Cair adalah jawabannya.
Keberhasilan dalam usahatani ditentukan oleh berbagai faktor produksi. Salah satu diantaranya, yang sangat berperan penting dan menentukan adalah pupuk. Namun, keberadaan pupuk hingga saat ini masih saja bermasalah. Belum sesuai dengan yang diharapkan terutama oleh petani yang paling berkepentingan. Tidak jarang, ketika musim tanam tiba, sang pupuk mulai langka. Kalaupun ada tersedia, tetapi harganya sudah mahal. Alasannya bermacam-macam. Mulai dari tata niaganya yang panjang hingga disinyalir ada pihak tertentu yang ikut bermain untuk mengeruk keuntungan.
Agar tidak terus berlarut-larut, permasalahan pupuk tersebut tentu harus segera dicarikan solusinya. Salah satu solusi tersebut adalah dengan mengoptimalkan pembuatan dan penggunaan pupuk organik, khususnya pupuk organik cair.
Pupuk organik cair (POC) adalah pupuk yang tersedia dalam bentuk cair. POC dapat diartikan sebagai pupuk yang dibuat secara alami melalui proses fermentasi sehingga menghasilkan larutan hasil pembusukan dari sisa tanaman, maupun kotoran hewan atau manusia. Dibandingkan pupuk anorganik, POC relatif lebih baik karena terhindar dari bahan-bahan kimia/sintetis serta dampak yang baik bagi kesehatan. Salah satu keunggulan POC yaitu mampu mengatasi terjadinya defisiensi unsur hara dan menyuplai hara dengan cepat. Selain itu POC juga memiliki bahan pengikat sehingga larutan pupuk yang diberikan ke permukaan tanah bisa langsung digunakan oleh tanaman. POC terdiri dari mikroorganisme yang berperan penting dalam membantu pertumbuhan tanaman.
Mikroorganisme merupakan makhluk hidup yang sangat kecil dengan kemampuan sangat penting dalam kelangsungan daur hidup biota di dalam biosfer. Mikroorganisme mampu melaksanakan kegiatan atau reaksi biokimia untuk melangsungkan perkembangbiakan sel. Mikroorganisme digolongkan ke dalam golongan protista yang terdiri dari bakteri, fungi, protozoa, dan algae. Mikroorganisme lokal (MOL) adalah mikroorganisme yang dimanfaatkan sebagai starter dalam pembuatan pupuk organik padat maupun pupuk cair. Bahan utama MOL terdiri dari beberapa komponen yaitu karbohidrat, glukosa, dan sumber mikroorganisme. Mikroorganisme lokal biasanya digunakan dalam bentuk larutan.
Untuk membuat POC tidaklah terlalu sulit asalkan semua bahan dan peralatan yang dibutuhkan telah disiapkan terlebih dahulu.
Berikut adalah langkah-langkah membuat pupuk organik cair (POC) dari kotoran sapi :
1) Ambil feses sapi menggunakan sekop plastic dan ember kemudian dimasukkan ke dalam inlet. Tambahkan dengan urine yang diambil dari penampungan urine menggunakan ember. Kemudian dilakukan pengadukan hingga feces dan urine tercampur rata;
2) Setelah feses dan urine tercampur, maka penutup saluran dari inlet ke bak digester dibuka untuk mengalirkan campuran feces dan urine ke dalam bak digester;
3) Selama campuran feces dan urine berada di dalam bak digester terjadi fermentasi selama minimal 40 hari tergantung banyaknya campuran feces dan urine yang dimasukkan ke dalam bak digester setiap hari. Campuran feces dan urine yang terlah terfermantasi ini disebut slurry;
4) Slurry tertapung di dalam outlet akan terdorong keluar oleh gas yang dibentuk di dalam digester dan ditampung dalam bak slurry;
5) Di dalam bak slurry dilakukan pemisahan antara padat dan cair degan menggunakan saringan plastik. Hasil saringan berbentuk padat dipindahkan tempat penampungan padat untuk dikeringkan, sedangkan yang berbentuk cair dialirkan ke bank penampungan melalui pipa paralon yang telah dilengkapi dengan saringan plastik;
6) Selama berada di dalam bak penampungan, akan terjadi pengendapan terhadap sisa-sisa ampas yang masih ikut mengalir ke dalam bak penampungan;
7) Selanjutnya cairan di dalam bak penampungan dialirkan ke tendon melalui pipa paralon menggunakan mesin air untuk dilakukan aerasi selam minimal 3 hari;
8) Setelah dilakukan aerasi selama minimal 3 hari, maka cairan tersebut merupakan bahan baku bio slurry yang siap dialirkan ke dalam ruang produksi untuk dicampurkan dengan hasil fermantasi bahan campuran berupa Mikro Organisme Lokal (MOL);
9) Setelah 14 hari sejak dicampurkan dengan bahan pupuk hasil fermentasi (MOL) di dalam tandon, maka pupuk siap untuk dikemas;
10) Siapkan botol plastik ukuran 1 liter sesuai dengan kebutuhan;
11) Isi botol tersebut dengan melalui kran pengeluaran yang ada pada tendon pengemasan;
12) Setelah botol penuh dan tidak ada lagi gelembung/busa di dalam botol akibat pengisian, segera tutup rapat botol dengan menggunakan penutup dalam;
13) Botol yang sudah ditutup, dilap dengan menggunakan kain lap dan diperiksa dengan teliti untuk melihat adanya kerusakan atau kebocoran pada botol;
14) Setelah botol dinyatakan dalam kondisi baik, maka botol tersebut ditutup dengan tutup luar yang dilengkapi dengan segel.
Demikian sekilas info tentang manfaat serta cara pembuatan POC. Semoga bermanfaat dan dapat menjadi solusi dalam mengatasi kelangkaan pupuk bagi petani. Selamat mencoba (Inang Sariati).
Sumber informasi:
www.massadidu.com, Pupuk Organik Cair Bio M2, Hasil Fermentasi Bio Gas
pertanian.go.id
Leave a Reply