• Skip to main content
  • Skip to secondary menu
  • Skip to primary sidebar
  • Skip to footer
  • TENTANG KAMI
  • SYARAT LAYANAN
  • KEBIJAKAN PRIVASI
  • Sitemap
  • HUBUNGI KAMI
Agritani

Agritani

Media Informasi Agribisnis

  • Agribisnis
    • Agroindustri
  • Agrikultur
    • Budidaya Tanaman
    • Greenhouse
    • Budidaya Perikanan
    • Hama dan Penyakit
  • Kisah Sukses Petani
  • Kesehatan
Home / Agrikultur / Budidaya Tanaman / Budidaya Padi Organik dengan Metode SRI

Budidaya Padi Organik dengan Metode SRI

by Leave a Comment

Istilah SRI (System of Rice Intensification) awalnya dipopulerkan oleh Pastor Jesuit asal Perancis bernama Fr. Henri de Launlanie, SJ. Ia mempopulerkan metode SRI yang merupakan metode hasil penemuannya pada tahun 1983.

Lalu apa sebenarnya SRI itu? SRI merupakan sebuah inovasi di dalam teknik budidaya padi. Beberapa percobaan di berbagai negara menemukan bahwa metode yang satu ini mampu menekan input produksi serendah mungkin.

Pemilihan metode yang satu ini dapat menghasilkan produk akhir berupa beras organik berkualitas tinggi yang dilihat dari beberapa aspek, seperti aspek lingkungan, aspek kesehatan, produktivitas tinggi, dan kualitas tinggi.

Ada beberapa tahapan yang harus dilakukan untuk melakukan metode SRI. Berikut ini merupakan beberapa langkah budidaya padi organik dengan menggunakan metode SRI yang bisa dilakukan.

padi sri. foto : agri-tani.blogspot.com

Langkah 1 – Melakukan penyemaian

Langkah pertama yang harus dilakukan ialah melakukan penyemaian terhadap benih-benih.

Anda harus menyeleksi benih agar bisa mendapatkan benih yang terbaik. Untuk melakukan penyeleksian, sebaiknya Anda menguji benih di dalam air. Biasanya benih yang baik akan tenggelam, sedangkan benih yang mengapung merupakan benih yang kualitasnya kurang bagus.

Lalu uji lagi benih tersebut dengan cara memasukkannya ke dalam air yang telah diberi dengan garam. Apabila benih bersifat baik, maka benih tersebut akan tenggelam di dalam larutan tersebut.

Setelah selesai diuji, masukkan benih tersebut ke dalam rendaman air selama 24 jam. Setelah itu tiriskan dan peram selama 2 hingga 3 hari di tempat yang lembab. Tunggu sampai calon tunas keluar.

Setelah itu semaikan pada media tanah dan berikan pupuk kompos sebanyak 10 kg. Jika umur semai sudah mencapai 7 hingga 12 hari, berarti benih padi tersebut sudah siap untuk ditanam.

Langkah 2 – Mengolah lahan

Langkah kedua yang harus Anda lakukan ialah dengan mengolah lahan, bisa dengan cara dibajak atau dicangkul.

Pengelolahan lahan biasanya dilakukan minimal 2 kali, yaitu pembajakan secara kasar dan pembajakan secara halus yang diikuti dengan pencangkulan.

Untuk mengolah lahan dibutuhkan waktu selama 2 sampai 3 hari. Setelah selesai diolah, sebaiknya aliri dan rendam lahan tersebut dengan menggunakan air lahan sawah selama 1 hari.

Namun pastikan bahwa keesokan harinya benih yang tadi telah disemai telah siap untuk ditanam (telah mencapai usia 7 hingga 12 harian). Sebaiknya usahakan bibit yang akan disemai tidak berusia lebih dari 12 hari.

Apabila bibit terlalu tua, maka tanaman bisa sulit untuk beradaptasi dan tumbuh di tempat yang baru karena akarnya yang sudah terlalu besar.

Langkah 3 – Penanaman

Untuk mengawali langkah ketiga ini, lakukan pancaplakan atau pembuatan jarak pada tanaman sebelum ditanam.

Biasanya jarak tanam yang baik dan sesuai dengan metode SRK sekitar 25 x 25 cm atau 30 x 30 cm, sebaiknya tidak terlalu rapat.

Setelah itu, lakukan penanaman dengan memasukkan satu bibit di dalam satu lubang tanam. Namun penanaman jangan dilakukan terlalu dalam agar akar bisa bergerak dengan lebih leluasa.

Langkah 4 – Perawatan

Pada saat melakukan penanaman budidaya padi organik dengan metode SRI, sebaiknya Anda tetap menjaga aliran air agar sawah menjadi tidak tergenang secara terus menerus.

Anda bisa melakukan pengawasan setiap hari serta melakukan penutupan dan pembukaan pintu air secara teratur.

Berikut ini merupakan panduan pengairan SRI yang dapat dilakukan.

  • Pertama, lakukan penanaman secara dangkal tanpa digenangi oleh air. Tunggu hingga anakan sekitar 10-14 hari.
  • Isi air agar bisa menghambat pertumbuhan rumput, pemenuhan kebutuhan air, dan melumpurkan tanah. Biarkan air menggenangi tanah hingga tidak tersinari dengan sinar matahari. Lalu setelah itu biarkan tanah dialiri dengan air saja.
  • Apabila mulai berbunga, sekitar umur 2 bulan, sebaiknya genangi lagi dengan menggunakan air, lalu keringkan pada saat panen.
  • Lakukan pemupukan pada 20 hari setelah tebar. Anda bisa menggunakan pupuk kompos sekitar 175-200 kg. Pada saat melakukan pemupukan, Anda harus mengeringkan sawah dan menutup pintu air. Setelah 27 hari tebar, aliri sawah secara bergilir antara kering dan basah.
  • Beberapa hama yang sering menyerang tanaman padi bisa ditangani dengan cara manual, misalnya melakukan penyemprotan dengan pestisida hayati, mencabut dan membakar tanaman yang telah terkena penyakit daun menguning, dan membuat orang-orangan sawah. Untuk melakukan pencegahan, Anda bisa memakai bibit yang sehat dan melakukan pengaturan air yang baik.

Langkah 5 – Panen

Biasanya padi akan mulai berbunga pada saat berusia 2 hingga 3 bulan. Lalu dapat dipanen pada usia sekitar 3,5 hingga 6 bulan, namun tetap disesuaikan dengan jenis dan varietasnya.

Apabila Anda memanen pada lahan dengan luas sekitar 200 meter persegi, maka padi yang berumur pendek (sekitar 3,5 bulan) diperkirakan akan memperoleh 2 kwintal gabah basah, atau setara dengan 1,5 kwintal gabah kering, atau 90 kg beras.

Setelah dipanen, Anda bisa menjemur padi sekitar 1 hingga 2 hari, lalu baru dijual. Bisa juga dengan menggiling setelah menjemur, lalu baru dijual atau dikonsumsi sendiri.

Beberapa langkah di atas bisa Anda lakukan untuk melakukan budidaya padi secara organik dengan metode SRI.

Melakukan budidaya dengan memakai metode ini memang memiliki beragam keunggulan, antara lain hemat air, penggunaan benih lebih hemat, proses panen lebih cepat, produksi dengan jumlah yang lebih tinggi, hingga mampu menghasilkan padi yang sehat dan berkualitas.

Filed Under: Agrikultur, Budidaya Tanaman Tagged With: beras organik, budidaya padi organik, cara menanam padi yang baik dan benar, metode SRI, sistem SRI

Reader Interactions

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Primary Sidebar

  • Facebook
  • Instagram
  • Twitter
  • YouTube

FAVORIT

keriting daun cabai

Keriting Daun Cabe : Penyebab dan Cara Mengatasinya

By 24 Comments

pepaya california

7 Langkah Budidaya Pepaya California

By 8 Comments

petani sukses

Kisah Petani Sukses : Bambang Sumadji dengan Omset Rp 50 Miliar

By 5 Comments

strategi pemasaran agribisnis

14 Strategi Pemasaran Agribisnis Pertanian

By 4 Comments

drip irigasi greenhouse

Instalasi Drip Irigasi Sederhana pada Sistem Greenhouse

By 4 Comments

ladybug bermanfaat bagi tanaman cabe

Daun Cabe Keriting, Apa Obatnya?

By 3 Comments

petani lengkuas sukses

Cerita Sukses Petani Lengkuas yang Layak Dijadikan Inspirasi

By 3 Comments

TERBARU

media tanam

Cara Membuat Media Tanam yang Subur

By Leave a Comment

budidaya kedelai

Cara Budidaya Kedelai Di Lahan Bekas Sawah

By Leave a Comment

manfaat tembakau

Manfaat Tembakau Selain Untuk Rokok yang Belum Diketahui Kebanyakan Orang

By Leave a Comment

POC Kotoran Sapi

Langkah-Langkah Membuat Pupuk Organik Cair (POC) dari Kotoran Sapi

By Leave a Comment

Cara Budidaya Vanili Menggunakan Mulsa untuk Hasil Optimal

By Leave a Comment

biji ketumbar

Manfaat Biji Ketumbar Bagi Kesehatan

By Leave a Comment

samaph organik

Cara Mengolah Sampah Organik Keluarga Menjadi Pupuk Organik Cair (POC)

By Leave a Comment

Footer

Tags

budidaya buah melon budidaya cabai merah budidaya cabe keriting budidaya cabe rawit budidaya tanaman kentang burung walet cara menanam cabe cara menanam kentang cara mengatasi penyakit patek pada cabe kutu daun kutu kebul lengkuas manfaat jahe merah manfaat sabut kelapa menanam cabe merah metode SRI ornamental plant pakan ternak panen cabai peluang bisnis ikan nila pemasaran pemupukan semangka pepaya pepaya california pertanian pertanian cabai petani sukses pupuk pupuk cabai puyuh petelur sabut kelapa sarang burung walet sawi hijau sistem SRI tanaman herbal tanaman hias tanaman keluarga tanaman obat tanaman obat tradisional tanaman pisang tanaman semangka tanaman tomat teknik budidaya tanaman sawi ternak belut tips sukses

KOMENTAR

  • Sami ramayanti on 14 Strategi Pemasaran Agribisnis Pertanian
  • Ai on Keriting Daun Cabe : Penyebab dan Cara Mengatasinya
  • dewa nanda on Budidaya Belut Sawah : Tips Sederhana dengan Menggunakan Drum
  • yudho three on Keriting Daun Cabe : Penyebab dan Cara Mengatasinya
  • Sugeng on Daun Cabe Keriting, Apa Obatnya?

ARSIP

Copyright 2022 Agritani.id